Minggu, 23 Oktober 2011

Sriwijaya FC "Kesengsem" pada Bepe

(TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)Bintang lapangan Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas usai latihan di lapangan PSSI, Senayan. Jakarta. Sabtu (11/12/2010) Firman Utina cedera menjelang Enam hari laga leg pertama semifinal Piala AFF 2010 melawan Philipina.

JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok pemain Persija, Bambang Pamungkas, membuat Sriwijaya FC jatuh hati. Jika kisruh dualisme kepemimpinan di klub asal Bepe itu membuat PT Persija Jaya Jakarta pimpinan Ferry Paulus kalah dalam proses banding untuk memperoleh status sebagai pemilik klub, maka Sriwijaya akan bersiap memboyong Bepe ke kandang "Laskar Wong Kito".

"Sriwijaya FC sudah berkomunikasi dengan Ferry Paulus mengenai keinginan untuk memboyong Bambang ke Palembang. Sementara ini, sudah ada titik terang bahwa Bambang tidak mau bergabung dengan manajemen klub yang baru," ujar Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola SFC Hendri Zainuddin.

Namun, lanjutnya, titik terang ini akan sirna seketika jika Ferry memenangi proses banding. Bepe dipastikan akan tetap bermain untuk skuad "Macan Kemayoran". Oleh karena itu, Sriwijaya FC dalam posisi menunggu keputusan hukum dalam kisruh Persija.

"Jadi, masih menunggu hasil proses banding Ferry. Jika kalah, maka Bambang akan ke SFC, tapi jika menang tetap bertahan di Persija," tambahnya.

Hendri mengatakan Sriwijaya FC memang terus berburu pemain baru untuk mengisi kekosongan di lini depan. Pasalnya, saat ini mereka hanya memiliki dua penyerang, yakni Keith Kayamba Gumbs dan Risky Novriansyah. Kayamba yang berperan ganda sebagai pelatih dan pemain Sriwijaya FC ini kadang juga diturunkan sebagai pemain sayap.

"Setelah ditinggal Budi Sudarsono ke Deltras, Sriwijaya FC harus mencari pengganti karena posisi untuk lini depan memang sedikit. Sementara dua pemain magang asal Babel Selection, yakni Rully Saputra dan Choirul Huda, belum bisa menempati posisi starter," katanya.

Pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi juga mengakui bahwa timnya sedang mengalami krisis pemain di lini depan, khususnya yang ditempatkan sebagai striker murni dan dia menginginkan Bepe. Sosok Hilton Moreira dan Rahmat Rivai sendiri, menurutnya, lebih cocok menjadi second striker.

"Saya menginginkan Bambang Pamungkas bisa bergabung, tapi semuanya diserahkan kepada manajemen untuk mengupayakan," tandasnya.


View the original article here

Tunas Garuda Siap Jebol Gawang Arsenal

 


Sebanyak 18 pemain sepak bola berusia 14-16 tahun pilihan National Camp Tunas Garuda di Sekolah Sepak Bola Indonesia siap menjebol gawang Arsenal Soccer Camp di London, Inggris. Mereka akan berlatih dan bertanding di camp klub Liga Primer itu pada 23-30 Oktober 2011.


”Tujuan kami ingin menunjukkan yang terbaik buat Indonesia. Kami siap menjebol gawang Arsenal,” kata Terens Owang Priska Puhuri, pemain dari Papua, yang saat ini telah bergabung dalam tim Indonesia U-16, Rabu (19/10).


Sebanyak 18 anak ini adalah hasil penjaringan Tunas Garuda di sembilan kota di Indonesia yang dimulai Juli 2011. Program bertema ”Saatnya Kamu Jebol Gawang Arsenal” ini awalnya memilih empat anak di sembilan kota hingga menjadi 36 anak. Setelah diseleksi lagi oleh tim dari Sekolah Sepak Bola Indonesia (SSB) Arsenal di Indonesia, terpilihlah 18 nama dari tujuh kota, yakni Medan, Palembang, Bandung, Jakarta, Semarang, Malang, dan Papua. Para pemain dari Balikpapan dan Makassar tidak terekrut karena tidak memenuhi syarat.


Persaingan dari 36 anak menjadi 18 anak ini sangatlah ketat yang dimulai 26 September 2011 lalu. Hampir semuanya berbakat, tetapi tetap dipilih yang terbaik. ”Semua peserta ini cikal-bakal timnas Indonesia. Kedelapan belas peserta ini yang terbaik dari yang baik. Mereka lolos seleksi dari ribuan pendaftar,” ujar Rizky Kusumah dari Fastcomm, panitia program yang diprakarsai DPP Partai Demokrat ini.


Selama dalam National Camp Tunas Garuda, bibit-bibit muda Indonesia ini digembleng selama dua pekan untuk pematangan materi, keterampilan individu, dan strategi tim. Mereka diawasi dan dinilai ketat oleh pelatih dari SSI, yakni Rully Nere, Jules Denis Onana, dan Jang Sunday.


Telah terpilih tiga pemain yang masuk timnas Indonesia U-16, yakni Terens, Febri Hariyadi dari Bandung, dan Rendy Refsanyami dari Palembang.


View the original article here

Sriwijaya FC Tak Daftarkan Pemain ke LPI

 


"Sebenarnya semua kelengkapan mulai dari data manajemen hingga 28 pemain yang kita miliki sudah disiapkan, tetapi kita memilih untuk sementara menahan ke-28 pemain kita untuk didaftarkan," ungkap Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (Sekretaris PT SOM) Faisal Mursyid, Kamis (20/10/2011).


Menurut Faisal, keputusan tersebut diambil karena Sriwijaya FC (SFC) menilai PSSI selama ini terkesan membuat aturan yang tidak sesuai dengan statuta. Mengutip pernyataan Direktur Teknik PT SOM Hendri Zainuddin, Tribunnews.com melaporkan bahwa SFC lebih mengakui legalitas Liga Super Indonesia (LSI) di bawah PT Liga Indonesia (LI) musim lalu dibandingkan LPI musim ini.


"Untuk semua itu, kita kembali kepada PSSI. Bukan berarti kita tidak ingin mengikuti kompetisi," kata Faisal.


Secara terpisah, Pelatih Kas Hartadi juga membenarkan bahwa SFC sudah mempersiapkan 28 nama pemain untuk berlaga dalam kompetisi 2011/2012. Manajemen SFC masih akan menunggu perubahan lebih lanjut di tubuh PSSI.


Berikut skuad pemain SFC musim ini:


Kiper: Ferry Rotinsulu, Rifky Dayton Mokodompit, Andi Irawan, Tri Hamdani Goentara.


Belakang: Darwin, Rendy, Supardi, Achmad Markus Bahtyar, M Ridwan, Jeki Arisandi, Mahyadi Panggabean, Thierry Gathuessi, Achmad Jufriyanto, M Sobran, Seftia Hadi, dan Nova Arianto.


Tengah: Siswanto, Ponaryo Astaman, Firman Utina, Syamsul Khairuddin, Lim Jun Sik, Ruly Saputra, Rahmad Rivai, Hilton Moreira.


Penyerang: Keith Kayamba Gumbs, Risky Novriansyah, Khoirul Huda, Rizky Dwi Ramadhan.


View the original article here

Kamis, 20 Oktober 2011

Masalah IPL Belum Kelar, PSSI Siap Gelar Divisi Utama dan Amatir

Belum juga menyelesaikan masalah penyelenggaraan Indonesia Premier League, Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) sudah mengumumkan rencana bergulirnya kompetisi Divisi Utama pada 27 November 2011 mendatang. Berdasarkan rilis yang diterima wartawan, Rabu (19/10/2011), Divisi Utama akan diikuti oleh 47 klub dan akan dibagi menjadi 4 grup atau wilayah.


"Pendaftaran keikutsertaan klub-klub Divisi Utama akan dimulai pada 21 Oktober 2011 hingga 5 November 2011. Sosialisasi tentang segala sesuatu tentang kompetisi akan segera dilaksanakan pada klub-klub secara langsung," lanjut pernyataan PSSI dalam rilis tersebut.


Selain itu, PSSI juga sudah bersiap untuk menyelenggarakan kompetisi Amatir (Divisi 1, 2, dan 3) pada Januari 2012 mendatang. Nantinya, kompetisi amatir ini akan dikelola oleh Pengurus Provinsi PSSI. Sebab, Saleh Mukadar yang sebelumnya menjadi penanggung jawab kompetisi amatir sudah diangkat menjari Deputi Sekjen Bidang Kompetisi.


Rilis tersebut juga menyebutkan, klub-klub amatir dapat menggunakan dana dari APBD di setiap daerah. Namun, baru bisa dicairkan di bulan Februari, bahkan untuk beberapa daerah baru bisa dicairkan pada bulan April setiap tahunnya.


"Oleh karenanya, PSSI mengambil kebijaksanaan untuk memberikan dana talangan kepada peserta kompetisi Amatir, yang jumlahnya akan ditetapkan kemudian. Peserta kompetisi amatir sendiri adalah Divisi I U-23, Divisi II U-21 dan Divisi III U-19," seperti tertulis dalam rilis tersebut.


View the original article here

Selasa, 18 Oktober 2011

PSSI Seharusnya Ajak Klub Berkomunikasi

Sriwijaya Football Club (SFC) menyatakan tetap menolak bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI) meskipun PSSI telah memberikan batasan waktu hingga 26 Oktober 2011. Menurut pihak SFC, PSSI terlalu memaksakan kehendak, bukannya mengajak klub duduk bersama mencari solusi.

"PSSI bukannya menemukan solusi atau mengajak berkomunikasi, tapi malah memberikan batas waktu, jika tidak akan langsung dicoret. Intinya, SFC yang tergabung dalam 14 klub menolak bergabung dengan LPI, tetap bergeming jika PSSI tidak mau mendengarkan keinginan klub," kata Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), selaku pengelola SFC, Hendri Zainuddin, kemarin.


Oleh karena itu, lanjutnya, SFC tetap pada komitmen awal untuk tidak bersedia bergabung dengan LPI. Menurut Hendri, sikap PSSI yang terlalu memaksakan kehendak tampak melalui pengesahan pemain yang belum dilakukan, jadwal pertandingan yang belum jelas, dan regulasi kompetisi yang belum dirilis hingga saat ini.


Hendri juga mengaku keukeuh-nya sikap Sriwijaya disebabkan karena PSSI kerap kali tidak melibatkan pengurus klub dalam mengambil suatu kebijakan.


Bersama dengan 13 klub lainnya, Hendri menegaskan, Sriwijaya FC tetap mengakui legalitas Liga Super Indonesia (LSI) di bawah PT Liga Indonesia (LI) yang telah merencanakan kompetisi digelar pada 1 Desember 2011. Perubahan nama ke Liga Primer Indonesia, lanjutnya, harus dilakukan melalui mekanisme kongres.


Ke-13 klub lainnya yang menolak adalah Persipura Jayapura, Persisam Putra Samarinda, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Mitra Kukar, PS Semen Padang, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Deltras Sidoarjo, Persela Lamongan, dan Pelita Jaya Purwakarta.


"Hingga kini, komunikasi di antara 14 tim yang menolak LPI masih terjalin dan tetap dengan komitmen awal. SFC pun hingga kini tetap ngotot tidak mau bergabung dengan LPI," tandasnya kemudian.


View the original article here

Senin, 17 Oktober 2011

Laga Pembuka IPL Buat AFC Terkagum-kagum

 

Tim penilai dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terpukau dengan pembukaan Indonesian Premier League (IPL) yang ditandai dengan laga antara Persib Bandung dan Semen Padang di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung, Sabtu lalu. Seperti dilansir oleh situs resmi IPL, Competition Manager AFC Benjamin Tan melontarkan pujiannya dan disepakati pula oleh dua rekannya, Media & Communication AFC Shahin Rahmani serta Research & Assessment Manager AFC Alisher Nikimbaev.


"Fantastis! Stadion benar-benar penuh. Padahal, di luar masih banyak yang belum bisa masuk," ujarnya di sela pertandingan seperti dilansir oleh situs resmi IPL.


Kekaguman tim yang baru saja menuntaskan verifikasi ke-24 klub peserta IPL ini terhadap animo pengunjung memang beralasan. Sebelum kick-off kompetisi level tertinggi musim 2011/2012 ini dimulai saja, stadion sudah disesaki oleh 35 ribu suporter. Ini belum termasuk ribuan suporter lain yang tak bisa masuk ke dalam stadion.


Sebagian besar suporter merupakan Bobotoh, pendukung setia Persib Bandung, yang datang dari kawasan Bandung dan sekitarnya. Tak heran bila Si Jalak Harupat mendadak membiru. Antusiasme para suporter ini menjadi ketertarikan sendiri bagi perwakilan AFC ini setelah penat menempuh perjalanan Jakarta-Bandung yang diwarnai kemacetan.


Mereka, terutama Alisher, juga terkagum-kagum melihat banyaknya penjual suvenir-suvenir khas Maung Bandung, julukan Persib Bandung. Dalam setiap kunjungannya, Alisher yang membidangi pemasaran memang kerap mengingatkan manajemen klub untuk pandai memaksimalkan potensi yang bisa mendatangkan keuntungan, seperti melalui suvenir klub. Menurutnya, selain penjualan tiket dan sponsor, penjualan suvenir merupakan sumber pendapatan yang bisa mendatangkan keuntungan signifikan bagi sebuah klub.


"Klub harus punya sistem penjualan merchandise yang bagus. Jangan sampai dijual bebas, sementara klub tidak dapat apa-apa," katanya.


Sebelum menonton di tribun VIP, ketiganya juga melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah ruangan serta berbincang dengan beberapa panitia pertandingan (panpel). Menurut mereka, Si Jalak Harupat masih memenuhi kriteria meski ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi.


View the original article here

Nil Maizar: Pertandingan yang Berat

Pelatih Semen Padang Nil Maizar mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya saat menahan imbang Persib Bandung 1-1 dalam laga pembukaan Indonesian Premier League (IPL) di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (15/10/2011).


"Buat kita, pertandingan ini berat karena main di kandang lawan. Lawan juga punya materi pemain lokal, pelatih, dan pemain asing yang bagus. Saya cukup puas," kata Nil Maizar seusai pertandingan.


Meskipun bermain di kandang lawan. Semen Padang mampu membuat Persib kerepotan. Elie Aiboy dan kawan-kawan mampu unggul terlebih dahulu berkat gol yang diciptakan Mustofa Aji pada menit ke-72.


Sayang, hanya berselang tiga menit kemudian, Persib mampu menyamakan kedudukan berkat gol yang diciptakan Mijlan Radovic dari titik putih. Tim besutan Drago Mamic itu mendapatkan hadiah penalti setelah Tommy Rifka menekel Radovic di dalam kotak penalti. Alhasil, Persib mampu menahan imbang Semen Padang 1-1.


"Akhirnya, mereka bisa menunjukkan pantas main di liga. Mudah-mudahan ke depannya mereka konsisten karena ini baru satu pertandingan. Persib main bagus. Cuma mungkin keadaan yang baru pertama kali main musim ini dan mudah-mudahan mereka juga lebih baik," beber Nil Maizar.


View the original article here

Minggu, 16 Oktober 2011

Andaikan....

Andai tiga tahun lalu PT Liga Indonesia dan semua klub mengikuti instruksi Konfederasi Sepak Bola Asia untuk memenuhi semua persyaratan guna mengikuti kompetisi level satu, andai kontrak hak siar stasiun televisi tak hanya Rp 10 miliar per musim, andai semua klub membenahi diri dengan memperbaiki sarana dan prasarana, pembinaan usia dini, serta memperkuat diri dengan dana memadai, dan sejuta andai lainnya, prestasi tim nasional kita tidak jeblok seperti sekarang ini. Andai pengurus lama PSSI tidak meninggalkan organisasi yang karut-marut, semua persoalan yang muncul belakangan ini tidak akan terjadi.

Itulah potret sepak bola kita. Tepat, kalau rekan saya Budiarto Shambazy mengatakan bahwa semua persoalan berawal dari anggota klub itu sendiri.

Tiga tahun lalu, PT LI dan anggota klub ”bersekongkol” untuk tidak mengindahkan instruksi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam memverifikasi klub peserta kompetisi level satu. Ketika deadline AFC kepada klub untuk membenahi diri tinggal hitungan hari, semua ”kebakaran jenggot”. Pengurus baru yang berumur tiga bulan didera berbagai problem, dan seolah-olah menjadi bagian dari kesalahan pengurus lama yang mengelola PSSI delapan tahun.

Ketika tim nasional kita kalah, kalah, dan kalah lagi di kualifikasi Pra-Piala Dunia Zona Asia, yang disalahkan pengurus dan pelatih. Uniknya, klub tidak pernah menyorot kinerja pengurus lama PSSI yang tidak memikirkan pembinaan. Kalau saja pembinaan berjalan baik, kita tak perlu pemain depan hasil naturalisasi seperti Cristian Gonzales. Kita juga pasti bisa memiliki lebih banyak pemain sekelas Firman Utina.

Jika klub bisa memprotes PSSI terhadap hak siar sebuah stasiun televisi yang mengucurkan Rp 10 miliar per musim kompetisi, dan memperbaiki saham yang sekitar 10 persen diberikan PT LI selama empat tahun, mereka tak akan memprotes biaya kompetisi. Bahkan, APBD pun tidak dibutuhkan klub sejak empat tahun lalu.

Klub justru berterima kasih kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang bisa menggaet sponsor televisi Grup MNC, pemegang tunggal hak siar, dengan biaya sponsor sebesar Rp 100 miliar per musim.

Hak dan kewajiban

Kini muncul Kelompok 10 (bukan 14 klub) atau disingkat ”K-10” yang ingin keluar dari kompetisi yang diputar PT LPIS, dan berniat menggelar kompetisi sendiri. Mereka akan merealisasikan rencana itu jika PSSI dan PT LPIS tidak mengakomodasi keinginan mereka.

Tuntutan ”K-10” adalah peserta liga level satu harus 18 klub, PT LPIS harus memberikan saham 99 persen kepada klub, dan dikucurkan Rp 2 miliar sebagai biaya kompensasi dari pembengkakan jumlah peserta kompetisi dari 18 menjadi 24 tim. Menurut mereka, tuntutan itu sesuai hasil keputusan Kongres Bali 2010. Meski, setelah ditelusuri, tidak ada notulen atau keputusan Kongres Bali 2010 seperti itu.

Rencana menggelar kompetisi tandingan sebaiknya dipikir ulang. Mengapa? Saya khawatir, mereka akan menceburkan diri dalam lubang lumpur yang digali sendiri. Seperti dikatakan Shambazy, biang kerok dari masalah saat ini adalah anggota klub itu juga. Di dalam ”K-10” terdapat sebagian oknum yang justru sama-sama berada dalam kelompok reformasi yang menggulingkan kepengurusan lama. Namun, ”pemain-pemain lama” itu kini kembali mencari keuntungan dengan merongrong pengurus baru.

Persentase kerugian lebih besar dari keuntungan bakal ditanggung klub jika ”K-10” menggelar liga tandingan. Kerugiannya antara lain klub akan berhadapan dengan komunitas suporter yang merasa klubnya kehilangan asa menuju Liga Champions Asia. Juga, AFC dan FIFA tidak akan mengakui eksistensi kompetisi itu, izin keamanan sulit didapat dari polisi, agen dan pemain asing sulit berpartisipasi di kompetisi itu karena berbagai alasan yang merugikan mereka secara finansial maupun karier, serta perangkat pertandingan seperti wasit dan pengawas sulit didapat. Sponsor juga berpikir 1.000 kali sebelum berkontribusi.

Satu-satunya keuntungan bagi klub yang bisa dipetik dari kompetisi itu adalah mereka masih bisa menyediakan ajang kompetisi bagi pemainnya.

Menyikapi dan mengantisipasi langkah ”K-10”, sikap PSSI dan PT LPIS pun tegas. Mereka memberi batas waktu registrasi pemain bagi semua klub sampai 26 Oktober. Jika lewat batas itu, klub yang belum mendaftar otomatis gugur dan tidak ikut kompetisi level satu. ”Dengan 10 klub saja kami bisa jalan. Jumlah itu batas minimal yang diberikan AFC, dan kami sudah punya 10 klub, bahkan masih terus berkembang dan sudah mencapai 14 saat ini,” kata Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus.

Sebagai pengurus yang mengusung agenda reformasi, langkah tegas dan konkret sangat dibutuhkan duet Djohar Arifin-Farid Rahman. PSSI harus mengedepankan keputusan berdasarkan peraturan yang ada. Jauhkan keputusan berdasar kompromi sehingga semua klub akan semakin dewasa dan punya tujuan bersama, membangun sepak bola nasional! (Yesayas Oktovianus)


View the original article here

PSSI Tak Pedulikan Klub Pemboikot

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memberi tenggang waktu sampai 26 Oktober 2011 kepada 14 klub yang mengancam memboikot keikutsertaannya dari kompetisi Liga Prima Indonesia 2011-2012.

"Apabila ke-14 klub yang mengancam tidak mau main itu tetap tidak memberikan respons, PSSI akan meninggalkan tim-tim tersebut dan tetap melanjutkan kompetisi yang telah dimulai laga perdananya mempertemukan Persib Bandung melawan Semen Padang," kata Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus seperti dikutip Tribunnews.com.


Sihar mengatakan, mulai Senin (17/10/2011) besok, PSSI akan melayangkan surat kepada klub-klub tersebut dan batas waktunya pun telah ditentukan. "Kami ingin kompetisi ini berjalan dengan baik, bukan dengan banyak masalah dan IPL adalah liga resmi, bukan ilegal," katanya.


Sebanyak 14 klub menolak bergabung di kompetisi yang dibuat PT Liga Prima Indonesia Sportindo yang menjadi pengelola kompetisi IPL. Mereka ingin pengelolaan kompetisi dikembalikan ke PT Liga Indonesia. Klub-klub itu mengancam mereka mengancam akan menggelar liga tandingan jika tuntutan mereka tak dipenuhi.


Tim yang memboikot tersebut adalah Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persela Lamongan, PSPS, Pelita Jaya, Semen Padang, Deltras Sidoarjo, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Arema Indonesia, dan Persisam Samarinda. Persib Bandung juga disebut-sebut akan ikut ambil bagian dalam aksi tersebut.


Klub-klub tersebut meminta PSSI untuk memberlakukan statuta hasil keputusan Kongres II PSSI di Bali, Januari 2011, di mana tim peserta Liga Indonesia hanya akan diikuti oleh 18 klub. Selain itu, 14 tim tersebut pun mempermasalahkan jadwal Liga Prima Indonesia yang tidak mengakomodir kepentingan klub peserta.


View the original article here

Beri Kami Sepak Bola, Bukan Intrik Elite

Denyut nadi kompetisi sepak bola Tanah Air berdetak lagi, Sabtu (15/10/2011), saat di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, berlangsung laga Persib Bandung versus Semen Padang. Puluhan ribu penonton yang sebagian besar suporter tim tuan rumah memadati stadion.


Kantor berita Antara mencatat, penonton mulai memadati stadion pukul 12.00 atau 3,5 jam sebelum laga dimulai. Ada semacam kerinduan yang begitu mendalam di kalangan suporter akan tontonan laga sepak bola di Tanah Air. Terakhir, tontonan itu mereka dapatkan pada 19 Juni lalu, laga terakhir Liga Super Indonesia 2010/2011.


Tontonan sore itu tidak lagi berlabel Liga Super Indonesia, tapi Liga Prima Indonesia. Namun, siapa peduli soal nama jika sudah haus tontonan sepak bola. Mereka juga tak mau berpikir  njlimet, apakah itu laga kompetisi resmi atau laga uji coba. Logika penggemar sepak bola cukup sederhana: hadirkan laga sepak bola, bukan hal lain.


Kompetisi Liga Indonesia 2011/2012 bergulir di tengah retaknya klub-klub negeri ini. Sejumlah klub, yang dijuluki ”Kelompok 14” sesuai klaim 14 klub di balik gerakan itu (belakangan disebut menjadi 10 klub), mengancam memutar liga sendiri mulai 1 Desember jika pengelolaan liga profesional tidak diserahkan PT Liga Indonesia.


Alasan mereka, hal itu sudah diputuskan dalam Kongres Tahunan PSSI di Bali, Januari lalu. Sebuah kongres yang di sisi lain juga dimanfaatkan pengurus PSSI saat itu untuk melanggengkan kekuasaan. Pembagian 99 persen saham PT Liga Indonesia dan insentif Rp 2 miliar per klub menambah semangat klub-klub tersebut.


”Itu sudah komitmen institusi PT Liga Indonesia yang harus dipenuhi,” kata CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono di sela-sela acara temu manajer di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis (13/10/2011).


”(Insentif) Rp 2 miliar itu bukan revenue sharing atau profit sharing, tetapi proyeksi insentif dari business plan PT Liga Indonesia 2011/2012.”


Problem di tubuh PSSI
Berbicara soal uang selalu menggiurkan meski ”wujud”-nya belum jelas. Apalagi, klub-klub itu mendengar kepengurusan PSSI saat ini hanya mampu memberi di bawah yang dijanjikan PT Liga Indonesia.


Namun, kisruh seputar kompetisi mungkin tidak seruwet ini jika pengurus PSSI kapabel dan tak tergoda pertimbangan lain di luar aspek olahraga dalam merancang kompetisi profesional. Sejak awal PSSI menetapkan lima syarat (legal, finansial, infrastruktur, sumber daya manusia, dan pembinaan usia muda) sebagai kriteria klub peserta divisi tertinggi Liga Indonesia.


Jujur, diakui atau tidak, verifikasi itu tidak dijalankan PSSI, kecuali sebatas di atas kertas dan tanpa verifikasi lapangan. Mereka tidak menjalankan verifikasi klub-klub sesuai lima kriteria dan lalu menetapkan peserta kompetisi, berapa pun jumlah klub yang akan didapat.


Tanpa kejelasan verifikasi, karena tidak diumumkan ke publik, PSSI menetapkan angka 32 klub, lalu berubah 18 dan belakangan jadi 24 klub. Di sinilah awal mula kekisruhan itu.


Penggemar sepak bola tak mau pusing memikirkan hal-hal njlimet beraroma intrik elite pejabat sepak bola. Yang mereka inginkan sederhana, tontonan laga sepak bola bermutu. Karena itu, jika sejumlah klub ingin membuat kompetisi sendiri di luar Liga Prima Indonesia-nya PSSI, silakan saja.


Rakyat tidak bodoh melihat mana kompetisi yang lebih baik dan lebih profesional. Hitung- hitung, semacam verifikasi alami. Tidak takut sanksi FIFA seperti yang dulu ditakut-takuti rezim Nurdin? Biarlah itu diurus FIFA. Rakyat hanya ingin sepak bola berdenyut, bukan sepak bola yang penuh intrik para elitenya. Iya, kan? (MH SAMSUL HADI)


View the original article here

Hanya 6 Klub Menolak Kompetisi

Juru bicara 10 klub, Ari Wibowo, mengaku ragu ada 14 klub yang menolak mengikuti kompetisi pada 15 Oktober mendatang. Menurutnya, hanya enam tim yang menolak berkompetisi sebelum tuntutan dipenuhi.


"Kalau menurut saya, hanya ada enam klub yang menolak kompetisi sebelum tuntutan mereka dipenuhi," jelas Ari Wibowo saat ditemui di Hotel Ambara, Jumat (14/10/2011) siang.


Ari Wibowo yang menjabat sebagai CEO Persiraja Banda Aceh itu mengatakan, kubu 14 klub bahkan akan mengerucut menjadi dua klub saja.


"Ada sekitar empat klub yang masih bersikap abu-abu. Keempat klub itu hanya melihat arah anginnya ke mana. Tapi begitu kompetisi digelar, mereka akan berpikir dua kali," beber Ari.


Seperti yang diberitakan, peserta kompetisi pada musim ini terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu 14 klub dan kubu 10 klub. Kubu 14 klub menolak mengikuti kompetisi pada 15 Oktober bila PSSI tidak mengembalikan PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi.


Sementara kubu 10 klub bersikeras mengikuti kompetisi sesuai yang direncanakan PSSI di bawah pengelolaan PT Liga Prima Sportindo.


View the original article here

Perlawanan kepada PSSI Berlanjut

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZESKetua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dalam konferensi pers di Kantor PSSI, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (11/7/2011).

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Persiba Balikpapan Syahril Taher mengatakan, jumlah klub yang menentang kebijakan PSSI tentang kompetisi tertinggi 2011-2012 dan masalah kepemilikan saham bertambah dari 14 menjadi 15 klub. Kelompok ini bersikeras akan menggelar kompetisi sendiri. Menurut dia, klub lah yang sebenarnya berwenang untuk menggelar kompetisi.

"Kelima belas klub ini sepakat untuk memutar kompetisi sendiri, dan kami menuntut hasil Kongres PSSI di Bali pada Januari tentang pembagian saham antara klub dan PSSI adalah 99 banding 1. Kami tak mau menyalahi Statuta PSSI dan hasil kongres," ujarnya kepada wartawan, Jumat (14/10/2011) malam.

Syahril mengatakan, Arema Indonesia pimpinan Oesman Sapta Odang mendukung 14 klub lainnya yang menilai kebijakan PSSI tentang PSSI sangat buruk, yaitu Persebaya, Sriwijaya FC, Persipura, Persib, Persidafon, Persiwa, Persiba Balikpapan, Persela, PSPS, Pelita Jaya, Semen Padang FC, Deltras, Persisam, dan Mitra Kukar.

Kelompok ini pun dengan tegas menginginkan kompetisi hanya diikuti 18 klub, bukan 24 klub karena hal itu sesuai statuta serta mempertimbangkan kondisi geografis dan kemampuan finansial klub.

"Kami tidak melanggar aturan statuta. Namun, karena sikap kami dianggap berseberangan seperti itu, Ketua Kompetisi Sihar Sitorus sempat mengusir kami saat pertemuan manajer di Hotel Ambhara," katanya.

Syahril menambahkan, saat Kongres PSSI di Solo pada 9 Juli 2011, pihaknya memilih Djohar Arifin Husin diiringi harapan ada perubahan ke arah lebih baik di PSSI.

"Namun, PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin dengan nyata telah melanggar Pasal 15 Statuta. Kami sudah berulang kali memperingatkan agar pasal ini jangan sampai dilanggar," tuturnya.


View the original article here

Persib All Out


Ya, laga kali ini memang berbekal polemik seputar LPI yang sempat terancam batal digelar menyusul penolakan dari sebagian besar tim peserta. Namun, laga akhirnya resmi berlangsung setelah adanya kesepakatan antara perwakilan PSSI, Pengawas Pertandingan, Manajemen Persib, dan kubu Semen Padang di Kantor PT PBB, Jalan Sulanjana, kemarin malam (14/10).

Pelatih Maung Bandung, Drago Mamic mengaku persiapan timnya sudah matang dan siap meraih kemenangan perdana, pada pertandingan kali ini. Ia mengatakan, hasil apapun yang terjadi pada pertandingan nanti tidak akan banyak berpengaruh, lantaran masih banyak pertandingan yang akan dilalui sepanjang satu musim kedepan.


"Kita sudah tidak masalah dengan persiapan pada pertandingan nanti. Tadi hanya latihan penutup dari serangkaian latihan yang sudah kita lakukan. Kondisi tim sudah siap 100 persen, untuk menghadapi Semen Padang. Apapun hasilnya pada pertandingan besok (hari ini, red), bukan menjadi masalah buat kita, karena kita masih punya banyak pertandingan lagi. Yang pasti kita terus melakukan persiapan untuk pertandingan selanjutnya," ujarnya usai memimpin sesi latihan di Stadion Siliwangi pagi kemarin (14/10).


Mengenai kesiapan pemain, pelatih asal Kroasia ini mengaku bahwa tiga penggawa utamanya dipastikan absen saat menghadapi skuad Kabau Sirah. Ketiga pemain yang absen yaitu Jajang Sukmara, Muhammad Ilham, dan Muhammad Nasuha. Jajang absen karena masih bersama timnas U-23, dalam persiapan Seagames November nanti. Sedangkan Nasuha mengalami cedera dan Ilham masih dalam kondisi tidak fit, usai membela timnas Indonesia saat menghadapi Qatar belum lama ini.


"Nasuha cedera dan Ilham terlihat sangat capek. Keduanya kemungkinan besar absen. Jelas ini sangat merugikan, karena keduanya adalah pemain penting kita. Tetapi kita tetap akan menjalani pertandingan sebaik mungkin, walaupun kondisinya sedang tidak memungkinkan," ucapnya.


Sementara itu dari kubu Semen Padang, Pelatih Nil Maizar mengaku siap menjalani laga kali ini. Ia mengatakan, kondisi timnya sudah semakin siap, terlebih tidak banyak perombakan yang terjadi dalam timnya, seperti musim lalu.


"Kami siap. Semuanya sudah oke. Soal strategi, tidak ada banyak berubah karena mayoritas pemain kami sama seperti musim lalu. Bahkan kami lebih kuat, dengan materi pemain baru saat ini," ungkapnya.


Sementara, mengenai kepastian pertandingan, pelatih yang sukses membawa Semen Padang finish di empat besar Liga Super Indonesia (LSI) musim lalu ini mengaku menyerahkan semua keputusan kepada Manajer Asdian Wicahyo, apakah klub besutannya akan menjalani pertandingan atau tidak. Namun ia siap mendukung, jika Maung Bandung tetap menginginkan kick off dilaksanakan sore nanti.


"Soal itu, kami serahkan kepada manajer. Tetapi jika pak Umuh sudah berbicara dengan manajer kami dan hasilnya pertandingan tetap akan dijalankan, kami sangat senang. Terserah nanti namanya pertandingan apa. Mau persahabatan ataupun uji coba. Yang penting kami bisa menghibur masyarakat pencinta sepakbola Bandung, pada pertandingan nanti. Kami juga memastikan akan menurunkan pemain terbaik, agar pertandingan berjalan sengit," ungkapnya.


Selain itu saat ditemui secara terpisah, asisten pelatih Semen Padang, Elviandri mengatakan bahwa kemungkinan besar penyerang anyar mereka, Ferdinan Sinaga akan absen. Ia menjelaskan, eks bomber Persiwa Wamena tersebut hingga uji coba lapangan kemarin masih belum hadir bersama Ellie Aiboy cs. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan striker timnas U-23 tersebut diturunkan, jika sebelum pertandingan digulirkan, Ferdinan hadir bersama timnya.


"Ferdinand sampai hari ini belum ada. Tetapi kalau dia besok sudah datang, dia punya kemungkinan untuk dimainkan," jelasnya.


Untuk wasit pemimpin pertandingan, Badan Liga Prima menunjuk wasit asal Surabaya, Retu Slamet sebagai wasit utama dan didampingin oleh Sunaryanto (Kediri), Kondori (Semarang), serta pengawa pertandingan, Ngadiman Asri Simalungun.


Sementara,  Sekretaris panitia pelaksana pertandingan, Budi Bram Rachman yang mewakili Persib, mengatakan bahwa pertandingan sore ini resmi menjadi laga pembuka Liga Prima.


"Sesuai arahan dari pengelola liga, besok (hari ini, red) adalah pertandingan resmi. Kita tidak mengenal dengan namanya friendly match. Jadi dengan adanya pertandingan besok, Liga Prima resmi digulirkan," ujarnya kepada wartawan kemarin malam.Budi Bram mengaku, pihaknya sudah menyiapkan 1.350 personel keamanan, untuk menjaga kelancaran pertandingan pembuka Liga Prima.


"Kita sudah siapkan pengamanan untuk pertandingan nanti. Kali ini sengaja lebih banyak, karena dipastikan stadion akan dipenuhi para penonton. Pihak pengamanan dari Polisi, TNI, dan panpel yang nantinya akan bekerjasama untuk menjaga kelancaran pertandingan," ucapnya.(ytn)


View the original article here

Jumat, 14 Oktober 2011

Hak Siar Liga Dipegang MNC Grup

Kemelut pemegang hak siar pertandingan sepak bola Liga Primer Indonesia mulai terjawab. Jaringan media MNC Group mendapat hak penuh untuk menyiarkan secara eksklusif pertandingan-pertandingan liga tersebut.


"Siang tadi, kami sudah mendapat surat dari pengelola liga bahwa MNC Group akan menyiarkan secara eksklusif pertandingan di liga ini. Kami tidak punya kuasa untuk menolak atau menerima putusan tersebut," kata Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persib Risha Adi Widjaya, di Kantor PT Persib Bandung Bermartabat, Bandung, Jumat (14/10/2011).


Risha mengaku belum bisa menerangkan apa keuntungan atau kerugian dengan peralihan pemegang hak siar tersebut. Namun, setidaknya  pihaknya bisa menyampaikan kepada pengelola Stadion Si Jalak Harupat, kandang Persib, demi kelancaran penyiaran pertandingan.


"Kami belum tahu besarnya royalti untuk klub dari penyiaran tersebut. Surat dari pengelola tentang hal itu hanya bersifat pemberitahuan saja," lanjut Risha. Persib dijadwalkan akan membuka Liga Primer Indonesia melawan Semen Padang di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (15/10/2011) pukul 15.30.


Panitia menyediakan tiket sebanyak 26.000 lembar, dan sebagian besar sudah habis dipesan sejak Kamis kemarin. Namun, menyusul perpecahan kubu klub peserta liga membuat kepastian laga itu seakan mengambang.


Meskipun demikian, Persib dan Semen Padang sudah menyatakan kesiapan untuk menjalani laga itu. Panpel Persib pun mengaku persiapan untuk laga pembuka besok sudah nyaris matang. "Jadi atau tidak pertandingan besok, yang penting kami sudah siap," ujar Risha.


View the original article here

Biarkan Kompetisi Kembar

Mantan Manajer Arema Malang Ovan Tobing mengatakan, biarkan saja berlangsung kompetisi kembar Liga Indonesia 2011-2012. Bagaimana hasilnya, biar masyarakat bola sendiri yang melakukan verifikasi alamiah.

"Kan sudah ada presedennya kompetisi kembar, yaitu adanya Indonesia Super Liga (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI) tahun 2010-2011 lalu. Kalau sekarang muncul lagi, tidak apa-apa. Biar saja," katanya di Malang, Jumat (14/10/2011).


Kompetisi level satu Liga Indonesia tahun 2011-2012 ini terancam pecah. Sebanyak 14 klub akan menggelar kompetisi sendiri di bawah PT Liga Indonesia, sedangkan 10 klub ikut kompetisi yang digelar PSSI di bawah PT Liga Prima Indonesia.


Menurut Ovan, masalah kompetisi ini benar-benar karut-marut. Pelbagai masalah bertumpukan dan saling silang. Kalau 14 klub keluar, pasti dipicu kekecewaan pada mereka. Untuk itu, daripada geger terus, lebih baik biarkan ada kompetisi kembar.


"Biarkan publik bola yang menentukan mana yang mereka tonton. Akan terlihat versi yang lebih baik. Sekaligus hal itu sebagai verifikasi faktual oleh masyarakat bola. Percuma lolos verifikasi dokumenter, tetapi tidak lolos verfikasi faktual masyarakat. Ujung-ujungnya yang tidak laku biar kukut secara alami," tegasnya.


View the original article here

Arema Rendra Dukung 14 Klub

MALANG, KOMPAS.com - Arema versi Rendra Kresna mendukung sepenuhnya sikap Kelompok 14 yang menolak bergabung dalam kompetisi level satu Indonesia Premiere League (IPL).


Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan sepak bola nasional agar tidak melakukan pelanggaran secara sengaja dan terus menerus terhadap statuta PSSI yang nantinya berdampak pada keberlangsungan sepak bola nasional.


Demikian pernyataan Rudi Widodo, Direktur PT Arema Indonesia didampingi Media Officer Arema Sudarmaji, Jumat (14/10/2011).


Arema terbelah menjadi dua. Yaitu Arema versi Rendra Kresna, dan Arema versi M Nur yang diakomodasi PSSI untuk ikut kompetisi IPL mendatang. Rendra kini masih melakukan upaya hukum melalui Komite Eksekutif PSSI.


Menurut Rudi, PT Arema Indonesia mendukung digelarnya Kompetisi ISL (Indonesia Super League) di bawah pengelolaan PT Liga Indonesia, serta mendukung pembagian sahan 99 persen unt uk klub dan 1 persen untuk PSSI. Keputusan itu selain diputuskan dalam Kongres Bali , juga dianggap dapat membantu klub dalam melakukan pengembangan dan pembinaan sepak bola agar jauh lebih baik.


PT Arema Indonesia tidak bertanggung jawab atas keputusan beberapa pihak yang mengatasnamakan representasi PT Arema Indonesia dalam forum Manager Meeting yang digelar 13-14 Oktober 2011 di Jakarta yang menyatakan mendukung IPL bersama 10 klub lainnya.


Keputusan mengikuti IPL bersama Kelompok 10, adalah Keputusan yang dikeluarkan pihak yang mengatasnamakan Arema di bawah naung an M. Nur, tegasnya.


Mengajak Aremania (pendukung Arema) untuk mendukung setiap langkah semua pihak insan sepak bola untuk memajukan sepak bola Indonesia, dengan tetap menghormati dan menjalankan aturan yang telah diatur dalam statuta PSSI, serta instrumen hukum yang diatur dalam ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.


View the original article here

Kubu 14 Klub Mundur dari Kompetisi PSSI

Juru bicara kubu 14 klub, Harbiansyah Hanafiah, menegaskan tidak akan mengikuti kompetisi yang akan digelar pada 15 Oktober mendatang. Pasalnya, penyelenggaraan kompetisi tersebut dinilai telah melanggar statuta PSSI.


Harbiansyah menjelaskan, PSSI telah melanggar statuta dengan memaksakan peserta kompetisi menjadi 24 klub. Seperti yang diketahui, enam klub dari 24 peserta kompetisi seperti PSMS Medan, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persibo Bojonegoro, Bontang FC, dan Persema Malang dipaksakan masuk ke dalam kompetisi level tertinggi dengan masing-masing alasan berbeda.


"Kami akan menjalankan kompetisi dengan 18 klub karena itu sesuai statuta. Kalau kami ikut melanggar statuta, apa kata dunia?" jelas Harbiansyah kepada wartawan di Hotel Ambara, Kamis (13/10/2011) malam.


Selain itu, Harbiasyah yang juga sebagai Presiden Direktur Persisam Samarinda itu, menilai, kompetisi sangat tidak mungkin digelar pada 15 Oktober karena pengesahan pemain lokal dan asing belum dilakukan serta jadwal kompetisi yang kacau balau.


"Kalau kita jalankan 1 November tidak mungkin karena pengesahan pemain belum. Pengesahan pemain asing saja belum. Kita minta maksimal 18 klub. Kita mengacu pada statuta," beber Harbiansyah.


Harbiansyah menegaskan, pihaknya akan tetap mempertahankan PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi. PT Liga Prima Sportindo yang dibentuk oleh PSSI sebagai pengelola kompetisi dinilai Harbiansyah tidak kredibel karena tidak sesuai dengan amanat Kongres PSSI II di Bali yang digelar pada Januari lalu.


"Rencananya kami akan menggelar kompetisi per 1 Desember. Ini bukan tandingan. Kita ingin menegakkan aturan," tegas Harbiansyah.


View the original article here

Timnas U-23 Taklukkan Persikabo 2-0

JAKARTA, KOMPAS.com — Timnas U-23 menang 2-0 atas Persikabo Bogor dalam laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (13/10/2011). Keunggulan 1-0 di babak pertama lewat Okto Maniani berhasil diperkuat dengan gol Johan Juansyah melalui tendangan penalti pada menit ke-84.

Hukuman tendangan 11 meter itu diberikan setelah pemain Persikabo melanggar Ferdinan Sinaga di dalam kotak terlarang. Wasit pun kontan meniupkan peluitnya dan memberi kesempatan emas itu kepada Timnas U-23. Johan pun berhasil menyarangkan gol di gawang Agus Rohman.

Ritme permainan awal di babak kedua tampak lesu. Namun, setelah pergantian beberapa pemain dari kedua belah pihak dilakukan, permainan kembali dinamis. Salah satunya ketika pelatih Timnas U-23 Rahmad Darmawan mengganti Titus Bonai dengan Lucas Mandowen dan Patrick Wanggai dengan Ferdinand Sinaga.

Kesempatan emas untuk Timnas U-23 pun berhasil diciptakan, tetapi gagal diselesaikan dengan baik. Pada menit ke-68, Abdulrahman menyundul bola, tetapi melebar keluar gawang. Pada menit ke-78, Ramdhani Lestaluhu juga gagal menyepakkan bola setelah berhasil menggiring bola hingga ke depan gawang. Penyerang Ferdinand Sinaga juga gagal menyelesaikan kesempatan emas di depan gawang Persikabo pada menit ke-90 karena sontekan kakinya membentur tiang gawang lawan.

Sementara itu, Persikabo memiliki kesempatan emas membobol gawang Timnas U-23 pada menit ke-81 melalui sundulan. Namun, kiper Andritany Adyaksa berhasil menghalaunya.


View the original article here

Kamis, 13 Oktober 2011

Klub-klub Ancam Gelar Kompetisi Sendiri

Sejumlah klub mengancam akan menggelar kompetisi sendiri jika pengelolaan Liga Indonesia tidak diserahkan kembali ke PT Liga Indonesia. Ancaman itu disampaikan Harbiansyah Hanafiyah (Persisam Putra Samarinda), mewakili sejumlah klub itu, kepada wartawan di Hotel Ambhara, Jakarta, Kamis (13/10/2011).


Keterangan dalam jumpa pers itu digelar di satu ruangan, tempat beberapa klub lain dan PT Liga Prima Indonesia menggelar temu manajer menjelang Liga Indonesia 2011/2012 yang dijadwalkan bergulir pada Sabtu (15/10/2011). "Kami menuntut agar penyelenggaraan liga sesuai Kongres PSSI di Bali. Dalam kongres itu telah diputuskan kompetisi Liga Super Indonesia akan dikelola PT Liga Indonesia," kata Harbiansyah.


Ia merujuk pada hasil Kongres PSSI di Bali, awal 2011, saat PSSI dipimpin Nurdin Halid. Menurut Harbiansyah, jika tuntutan tak dipenuhi PSSI yang telah menunjuk PT Liga Prima Indonesia untuk mengelola kompetisi profesional, klub-klub itu akan memutar kompetisi sendiri.


Harbiansyah mengklaim ada 14 klub yang menandatangani kesepakatan agar pengelolaan kompetisi dikembalikan ke PT Liga Indonesia. Dari daftar yang salinannya diberikan kepada wartawan, terdapat tanda tangan 12 perwakilan klub dari Persebaya (Wisnu Wardhana), Sriwijaya FC, Persipura, Persidafon, Persiwa, Persiba Balikpapan, Persela, PSPS, Pelita Jaya, Semen Padang, Deltras Sidoarjo, dan Persisam.


Perpecahan di kalangan klub-klub peserta Liga Indonesia itu membuat kick off Liga Indonesia 2011/2012, yang dijadwalkan bergulir pada 15 Oktober di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terancam. Hingga berita ini diturunkan, PT Liga Prima Indonesia dan PSSI belum menggelar keterangan pers yang dijadwalkan pukul 20.30 WIB.


Setelah jumpa pers mereka berakhir, CEO Persiraja Banda Aceh Ariwibowo menggelar keterangan terpisah di lobi hotel. Ia mewakili 10 klub lain di pihak berlawanan. Mereka menuntut pengelola kompetisi tetap di bawah PT Liga Prima Indonesia yang telah ditunjuk PSSI.


Ariwibowo menyatakan bahwa pihaknya tetap meminta kompetisi musim ini digulirkan mulai 15 Oktober. Ia menyebutkan, kesepuluh klub tersebut adalah Persiraja, PSMS, Persiba Bantul, Persija (diwakili Bambang Cipto), PSM, Arema, Persibo, Persijap, Persema, dan Persebaya. (SAM)


View the original article here

Inilah Kelebihan-Kelemahan Peserta Kompetisi

 

Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menyelesaikan tugasnya memverifikasi 24 klub yang akan mengikuti kompetisi level tertinggi pada musim ini. Dari hasil verifikasi tersebut, terdapat empat kelemahan dari klub-klub Indonesia. Salah satunya, AFC menemukan banyak stadion yang tidak berkelas A untuk layak menggelar kompetisi internasional.


Hal tersebut diungkapkan Tokuaki Suzuki selaku Director of Competitions AFC seusai acara manager meeting antara PSSI dan 24 klub di Hotel Ambara, Kamis (13/10/2011) malam.


"Indonesia satu dari sebelas negara yang kami verifikasi. Kami menemukan empat kelemahan dari verifikasi yang kami lakukan. Pertama adalah begitu banyak stadion di sini, tetapi sedikit yang memenuhi stadion berkelas A. Secara umum, keadaan stadion tidak ada lampu, dan kursi yang bernomor sedikit," ungkap Suzuki.


"Kami telah berdiskusi dengan pengelola stadion mengenai apa saja yang perlu dibenahi," sambungnya.


Menurut Suzuki, kelemahan kedua, klub-klub di Indonesia tidak memiliki organisasi yang rapi dalam pelaksanaan pertandingan. "Begitu banyaknya penonton dan antusiasme media, kerapian pertandingan sangat penting jika ingin menjadi tuan rumah berskala internasional," ujar Suzuki.


Suzuki melanjutkan, kelemahan ketiga, manajemen klub dan profesionalisme manajemen klub, keuangan klub, dan legalitas klub masih lemah.


"Kelemahan keempat adalah sistem pembinaan usia muda. Kami melihat klub memiliki pembinaan pemain muda. Namun, hal itu hanya di usia atas dan tidak memiliki struktur seperti pembinaan di usia 12 tahun ke bawah dan seterusnya. Tidak ada kompetisi yang aktif untuk kategori usia dini," beber Suzuki.


Meski begitu, Suzuki menyatakan, klub-klub Indonesia memiliki dua kelebihan. Indonesia adalah suatu negara yang berpotensi untuk mengikuti kompetisi profesional.


"Kami menemukan dua kelebihan, yakni ketertarikan media dan jangkauan siaran televisi. Kelebihan lain adalah, masyarakat yang begitu antusias terhadap sepak bola. Dua aspek ini penting bagi masa depan sepak bola Indonesia," ungkapnya.


Ketika disinggung apakah kelemahan ini bisa mengancam klub-klub Indonesia tidak tampil di Liga Champions Asia pada musin 2012-2013, Suzuki enggan menanggapi. Pasalnya, hasil verifikasi ini akan diserahkan kepada Komite Ad Hoc. Komite tersebut baru akan membuat keputusan pada November mendatang.


View the original article here

Djoko: 99 Persen Saham PT Liga untuk Klub

Penjelasan ini bertolak belakang dengan mekanisme pembagian saham PT Liga Prima Sportindo yang terdiri dari 70 persen untuk Ketua PSSI Djohar Arifin dan 30 persen Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman. Namun, keputusan tersebut dinilai telah melanggar amanat Kongres PSSI.


"Pukul 15.30 WIB saya ditelepon Farid Rahman. Beliau mengatakan, atas keinginan klub Liga Indonesia, saya diminta hadir menjelaskan kondisi liga terakhir dan mem-follow up semua keputusan PSSI. Makanya, saya tadi menyampaikan beberapa keputusan penting, tapi khusus menyangkut liga, bahwa PSSI sebelumnya telah memutuskan melepas sahamnya kepada klub sehingga komposisi saham di liga 99 persen untuk klub dan 1 persen untuk PSSI. 99 persen itu adalah saham kolektif yang dimiliki seluruh klub peserta liga kompetisi 2010 2011," ujar Djoko kepada wartawan.


Selain itu, Djoko mengatakan bahwa PSSI telah menginstruksikan kepada liga untuk melanjutkan sebagai pengelola dan wajib memberikan konstribusi Rp 2 miliar setiap musim.


"Komitmen memberikan dua miliar itu menjadi kewajiban PT Liga. Posisi dua miliar itu bukan revenue sharing atau provit sharing, tapi proyeksi terhadap PT Liga kompetisi 2011-2012," jelas Djoko.


View the original article here

PSSI: Lebih Penting Evaluasi Pemain daripada Pelatih

Pemain timnas Indonesia berlatih untuk menghadapi pertandingan kualifikasi pra Piala Dunia 2014, di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Jumat (15/7/2011). Pada laga kualifikasi tersebut timnas bersama pelatih barunya Wim Rijsbergen, akan bertemu dengan Turkmenistan pada 23 Juli 2011. KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator tim nasional Indonesia, Bob Hippy, mengatakan, akan segera melakukan evaluasi terhadap semua pemain timnas Indonesia. Menyusul rentetan kekalahan timnas dalam laga kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 belakangan ini, menurut dia, para pemainlah yang sebenarnya perlu dievaluasi daripada pelatih Wim Rijsbergen.

Bob Hippy merasa evaluasi makin diperlukan setelah kekalahan tim Indonesia dari Qatar dengan skor 2-3 di laga lanjutan Grup E Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (11/10/2011).

"Kita kemarin enggak punya bola. Kalau you punya bola, you akan kontrol pertandingan. Kalau mereka profesional, pelatih sudah tidak berpengaruh lagi. Kita tidak ingin kehilangan bola dan tidak direbut dengan gampang," katanya kepada wartawan di kantor PSSI, Rabu (12/10/2011) siang.

Saking kecewanya, Bob yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI itu bahkan mengatakan, timnas takkan bisa mengalami peningkatan performa sekalipun mendatangkan pelatih sekelas Jose Mourinho yang kini sedang membesut Real Madrid. Menurut dia, pelatih yang bagus harus diimbangi dengan materi pemain yang juga sama bagusnya.

"Mourinho pun tak akan bisa menangani Indonesia 4 sampai 5 tahun ke depan tanpa kita memulai membenahi dari dasar. Kita harus memulai dari dasar. Jadi, pelatih yang bagus nanti datang, dia sudah memiliki materi pemain yang bagus. Kalau materi yang ada sekarang, tidak bisa," tandasnya.


View the original article here

Rabu, 12 Oktober 2011

Presiden Tak Tonton Indonesia Vs Qatar

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan keluarga dipastikan tak akan menyaksikan pertandingan Pra Kualifikasi Piala Dunia 2014 antara Indonesia versus Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/10/2011) malam ini. Kepastian ini disampaikan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan Istana Kepresidenan.


"Tidak ada rencana nonton bola nanti malam," kata Julian singkat. Sebelumnya, pada pertandingan antara Indonesia versus Bahrain pada 6 September silam, Presiden menyaksikan bersama rombongan.


Namun, di tengah pertandingan berlangsung, Presiden meninggalkan tempat lebih dahulu. Presiden berang atas aksi pembakaran mercon dan petasan yang dilakukan suporter Indonesia. Pada pertandingan itu, timnas Indonesia ditekuk kesebelasan Bahrain dengan skor 0-3. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, aksi membakar mercon dan petasan serta pelemparan botol minum ke arah lapangan merupakan tindakan yang tak sportif.


"Presiden kecewa karena itu bertentangan dengan sportivitas olahraga. Memang penting memenangkan pertandingan, tapi lebih penting menjaga sportivitas," kata Julian.


Julian mengatakan, para suporter Indonesia selaku tuan rumah seharusnya dapat menahan diri. Terlebih, kata Julian, pertandingan tersebut dihadiri Presiden, pejabat negara, anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, serta pemerhati olahraga.


View the original article here

Persisam Temukan Tandem Ideal "El Loco"

Kedatangan Yongki Ariwibowo dari Arema Indonesia ternyata tak menghentikan langkah Persisam Samarinda dalam mencari striker baru. "Elang Borneo" akhirnya menemukan tandem ideal untuk Cristian Gonzales di lini depan mereka.


Seperti dilansir Pusamania.org, Persisam selangkah lagi akan merekrut striker asal Australia, Jerry Karpeh. Karpeh, yang beberapa hari terakhir bergabung bersama tim di TC Jogja, ternyata mampu memikat perhatian manajemen Persisam. Striker berumur 27 tahun itu dinilai mempunyai keahlian, kekuatan, dan kecepatan.


"Dia tipe pemain pekerja keras. Kami harus punya striker dengan gaya yang berbeda. Gonzales punya karakter, Yongki juga punya karakter," sahut General Manager Persisam Putra.


Pelatih Persisam, Daniel Roekito, juga mengakui kehebatan dari Karpeh. Dia mengungkapkan, jika benar Karpeh jadi bergabung, maka Daniel tak akan mencari pemain asing lagi.


"Urusan negosiasi saya serahkan kepada manajemen. Jika Jerry jadi bergabung, maka kuota pemain asing otomatis sudah tercukupi," ungkapnya.


View the original article here

Mitra Buru Bepe

PS Mitra Kutai Kartanegara semakin "haus"  memburu pemain tim nasional Indonesia. Kabar terbaru, Naga Mekes -julukan Mitra- berniat merekrut Bambang Pamungkas. Striker Persija Jakarta dan timnas Merah Putih. Upaya memboyong Bepe -sapaan Bambang- ke Kota Raja itu disampaikan Ronny Fauzan, Manajer Mitra Kukar.

"Kalau memang Bambang Pamungkas berminat, kami siap melakukan negoisasi," kata Ronni usai menyaksikan uji coba melawan tim sepak bola Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Stadion Bea dan Cukai Rawamangun, Jakarta Timur, (Rabu 12/10) sore.


Perekrutan skiper timnas itu diakui Ronni memang tak mudah. Mitra Kukar mesti bersaing dengan tim Pelita Karawang yang juga dikabarkan  getol merekrut pemain berusia 31 tahun itu.


"Kita terus mengusahakan bisa merekrut dia (Bepe). Setidaknya dengan kehadiran Bepe, akan menambah kekuatan di depan," jelas Oni.


Faktanya, Bepe memang sudah tak muda lagi. Pemain paling senior di timnas Pra Piala Dunia (PPD) 2014 zona Asia saat ini tidak pada masa emasnya. Namun, ketenaran striker yang telah membela Macan Kemayoran selama 8 musim itu mampu menjadi magnet Mitman -Suporter Mitra- untuk hadir di stadion Aji Imbut.


"Tapi harus diakui, Bepe merupakan salah satu striker terbaik di negara ini. Stadion pastinya akan penuh," ujar Oni


Saat ini, tim yang diarsiteki Simon Mcmenemy ini telah memiliki beberapa bomber tak kalah moncer. Sederet mantan pilar timnas seperti Jajang Mulyana dan Saktiawan Sinaga mengisi posisi itu. Jika Bepe benar bergabung, tak bisa dibantahkan Mitra menjadi tim yang sangat pantas menjadi calon juara Liga Premier Indonesia 2011/2012.


Bepe sendiri hingga saat ini  belum memiliki tim. PT Persija Jaya Jakarta yang mengontraknya tak diakui oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI menunjuk PT Persija Jaya (kubu Hadi Basalamah) sebagai pengelola tim berjuluk Macan Kemayoran pada kompetisi 2011/2012.


Bepe sempat diberitakan merapat ke Sriwijaya FC, menyusul hengkangnya Budi Sudarsono ke Deltras Sidoarjo.


View the original article here

Jadwal Runyam, Persiba Main Dua Kali Sehari

Sekretaris Umum Persiba Balikpapan, Irfan Taufiq, mengeluhkan jadwal kompetisi Indonesia Premiere League yang disusun PT Liga Prima. Irfan mengatakan, PT Liga Prima tidak profesional dalam menyusun jadwal.


Selain mengesampingkan pentingnya recovery tim, PT Liga Prima juga tidak teliti dalam menyusun jadwal. Irfan mengaku dalam jadwal yang didapat timnya ada pertandingan yang berbenturan. Sebagaimana tercantum di jadwal yang dirilis Liga Prima ke Persiba, pada 8 Januari tahun depan, Persiba harus melakoni laga tandang ke markas Persela Lamongan. Namun, di hari dan tanggal yang sama, Persiba juga harus menghadapi tuan rumah PSPS Pekan Baru.


Jadwal yang sama seperti Persiba tersebut juga dialami beberapa tim lain, termasuk Arema Indonesia.


“Yang jelas pertama jadwal ini sangat berantakan, berarti pula tim penyusun jadwal kompetisi ini sangatlah tidak profesional. Bukan hanya karena tidak perhatikan yang namanya recovery, tapi yang lebih parah khususnya jadwal Persiba bahkan dalam sehari ada yang berbenturan. Mana mungkin satu klub bermain dua kali dalam satu hari dengan jarak kota yang sangat jauh. Ini menandakan mereka asal saja membuat jadwal,” kata Irfan seperti dilansir balikpapaners.com.


“Bagaimana mungkin Persiba harus melakoni dua laga bersamaan, ini sudah jelas tim penyusunnya tidak profesional dan mungkin penyusunannya pun bersifat manual,” ujarnya.


Selain jadwal yang berbenturan, Persiba juga memiliki jadwal away yang super ketat. Berdasarkan jadwal yang dilansir PT Liga, Persiba harus melakoni laga kandang pada 8 Desember mendatang dengan menjamu PSMS Medan. Tetapi, dua hari kemudian, Persiba sudah harus terbang ke Papua menghadapi tuan rumah Persidafon Dafonsoro.


"Ini sama saja membunuh pemain. Yang jelas kami akan segera mengirimkan surat ke PSSI terkait jadwal kompetisi yang berantakan ini," kata Irfan.


Persiba sendiri akan menjalani laga perdananya dengan melakoni laga derbi melawan Persisam Samarinda, 22 Oktober mendatang. "Kami pikir derby pertama ini memang lebih baik di kandang lawan," kata Manajer Persiba Jamal Al Rasyid.


View the original article here

Greg dan Victor Resmi Gabung ke Pelita Jaya

Berakhir sudah spekulasi soal masa depan duo naturalisasi, Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo. Kedua pemain tersebut akhirnya resmi merapat ke Pelita Jaya Karawang.

"Iya benar mereka ke Pelita. Mereka sudah mulai berlatih dari kemarin," ungkap Manajer Pelita Jaya Lalu Mara melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2011).


Greg yang berposisi sebagai striker dan Viktor yang bermain sebagai bek tersebut merupakan pemain yang baru dinaturalisasi beberapa waktu lalu. Musim lalu, Greg membela Persija Jakarta, sementara Viktor memperkuat Persipura Jayapura.


Ketika disinggung mengenai nilai dan durasi kontrak kedua pemain tersebut, Lalu Mara mengatakan, "Saya tidak ikut dalam pembicaraan karena kebijakan belanja pemain bukan saya pada musim ini."


Kehadiran keduanya tentu menjadi tambahan yang sangat berarti bagi "The Young Guns". Greg diprediksi akan menjadi senjata tambahan di lini depan, sedangkan Victor akan menjadi palang pintu kokoh bersama pemain asing yang dimiliki Pelita, Stanien Zekov.


Pelita Jaya akan menghadapi laga perdananya di Indonesia Premiere League pada 26 November. Mereka akan berhadapan dengan PSPS Pekanbaru di kandang lawan.


View the original article here

Bos MNC Temui PSSI dan Direktur Liga

CEO MNC Harry Tanoe Sudibyo mendatangi kantor PT Liga Prima Indonesia, Rabu (12/10/2011) pagi, untuk bertemu dengan CEO PT Liga Prima Indonesia Widjajanto dan Ketua Komite PSSI Sihar Sitorus. Pertemuan ini semakin menguatkan perkiraan bahwa Liga Indonesia akan disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi yang berada di bawah naungan Media Nusantara Citra (MNC) Group.


Meski tak menampik perkiraan itu, Widjajanto mengatakan belum ada kerja sama resmi yang disepakati oleh kedua belah pihak mengenai hak siar Liga Indonesia.


"Masih negosiasi. Belum ada penandatanganan," katanya kepada wartawan.


Namun, Widjajanto mengatakan, MNC memenuhi persyaratan karena sanggup menyiarkan pertandingan selama satu musim. Selain itu, MNC menawarkan nilai kontrak yang lebih tinggi daripada stasiun televisi lain, termasuk ANTV yang menyiarkan Liga Indonesia selama ini.


Widjajanto berharap kerja sama bisa segera terealisasi. Menurutnya, realisasi penandatanganan kontrak kerap tertunda karena masih belum menyepakati tiga hal, yaitu naming right, kesediaan melakukan promosi, dan kesediaan menayangkan siaran langsung partai perdana pada 15 Oktober nanti.


Dia mencontohkan persoalan naming right. Menurutnya, PSSI tidak ingin terburu-buru karena tidak ingin menjual nama liga dengan murahan. Saat ini perundingan terus berlangsung.


"Tiga hal ini akan kita ikat dalam perjanjian, tapi masih negosiasi akhir. Penandatanganan kita tungguh Pak Djohar (Ketua Umum PSSI)," ujarnya.


Widjajanto juga menjelaskan bahwa kualitas siaran Liga Indonesia akan sesuai dengan kualitas produksi internasional dengan pembagian pendapatan secara merata 50:50 antara PSSI-Liga dan peserta. Menurutnya, nilainya sangat besar dan akan menguntungkan klub.


Lebih lanjut, Widjajanto menjelaskan bahwa PSSI akan memberikan penjelasan kepada pihak ANTV yang telah memiliki kontrak hak siar selama 10 tahun belakangan ini untuk menayangkan Liga Indonesia.


"Farid Rahman (Wakil Ketua Umum PSSI) yang akan bertemu dengan ANTV. Kita akan menjelaskan kepada mereka keputusan kita. Kita juga akan jelaskan karena legal position kita juga kuat. ANTV sudah kita berikan hak untuk memberikan jawaban, tapi mereka belum memberikan jawaban sampai sekarang," beber Widjajanto.


Kick-off musim ini sendiri akan ditandai dengan pertandingan antara Persib Bandung melawan Semen Padang di Stadion Jalak Harupat pada 15 Oktober mendatang.


View the original article here

ANTV Gugat PSSI jika Hak Siar Dibatalkan

ANTV menegaskan tidak akan segan-segan menempuh jalur hukum kepada PSSI. Hal itu terkait upaya ANTV mempertahankan hak siar Liga Indonesia pada musim depan. ANTV sebetulnya memiliki sisa kontrak selama enam tahun dari sisa kontrak selama 10 tahun dengan PSSI.


Nilai kontrak mencapai Rp 10 miliar per tahun. Akan tetapi, PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin berniat melelang ulang hak siar tersebut. Bahkan, PSSI akan menandatangani nota kesepahaman dengan grup Media Nusantara Citra (MNC). Mereka beralasan ANTV tidak merespons ajakan bernegosiasi. Namun, pihak ANTV menampiknya.


"Kami mengirim surat kepada PSSI, Tri Goestoro, sebagai sekretaris jenderal, dengan tembusan ketua umum dan wakil ketua umum pada 12 September lalu. Tujuannya meminta audiensi seputar posisi kami sebagai TV partner dan media rights. Tetapi, mereka tidak merespons," jelas Direktur Sport ANTV Deddy Reva, kepada wartawan, Rabu (12/10/2011).


ANTV, lanjut Deddy, mengirimkan surat kembali kepada PSSI sepuluh hari kemudian. Akan tetapi, PSSI kembali tidak memberikan jawaban. "Pada 4 Oktober, Wakil Ketua Umum Farid Rahma menyampaikan adanya tawaran dari grup televisi lain. Disampaikan ada satu grup televisi memberikan penawaran. ANTV ditanya siap atau tidak melakukan review ulang. Kami katakan siap, tetapi kami tak mau ini dianggap bidding," beber Deddy.


"Kalau ada televisi berani memberikan tawaran Rp 100 miliar, ANTV berani Rp 115 miliar. Namun, masalahnya kita tidak pernah diundang. Selama ini, PSSI tidak pernah terbuka," sambungnya.


Deddy menjelaskan, ANTV meminta jadwal pertandingan sebagai pertimbangan untuk menghitung penawaran, tetapi PSSI kembali tidak mampu memenuhinya. Soalnya, PSSI belum memiliki jadwal lengkap dari 552 pertandingan yang akan bergulir selama tujuh bulan.


"Kami perlu perhitungan berapa yang akan disiarkan langsung dan disiarkan tunda. Ini tidak mungkin untuk menghitung penawaran. Kami kirim surat lagi pada Senin bahwa jadwal ini tak lengkap dan tak bisa digunakan untuk me-review. Kami meminta untuk memberikan jadwal terbaru. Tidak ada respons, tetapi justru kami yang dibilang tidak memberikan respons," tegasnya.


Lebih lanjut, Deddy berharap ANTV bisa menjelaskan kerja sama dengan PSSI. Jika PSSI bersikeras atas keputusannya, Deddy mengaku tidak segan-segan menempuh jalur hukum.


"Kami tetap bersiap melakukan siaran langsung tgl 15 Oktober (laga pembuka) di Jalak Harupat. Soalnya, kami menganggap sebagai partner PSSI dan memegang hak siar. Kami tetap ingin menjadi partner PSSI, tetapi pasti mempersiapkan langkah tertentu karena masalah ini ada dampak hukumnya. Kami pun sudah siapkan pengacara," papar Deddy.


"Kami menganggap hak siar sebagai barang dan sedang dalam sengketa. Karena itu tidak boleh digunakan oleh siapa pun. Artinya ada kemungkinan tidak ada siaran langsung," tegasnya.


View the original article here

Senin, 10 Oktober 2011

Rijsbergen Minta Timnas Tampil Menyerang

 

Pelatih tim nasional Indonesia, Wim Rijsbergen, meminta timnya tampil fokus. Tidak hanya bermain sederhana agar tidak mudah kehilangan bola, seluruh pemain juga diperintahkan tampil menyerang pada pertandingan nanti.


"Kami selalu mencoba bermain menyerang. Karena itu yang terbaik yang bisa dimainkan pemain. Apa yang Anda lihat di dunia, saya dipengaruhi permainan model menyerang sejak saya bermain di timnas Belanda. Kami selalu berpikir untuk meningkatkan pemain," jelas Rijsbergen kepada wartawan, Selasa (10/10/2011).


Sebelumnya, Rijsbergen telah meminta timnya untuk tampil memeragakan permainan sederhana pada pertandingan nanti. "Pemain berkualitas akan bermain sepak bola sederhana. Mereka akan mencoba untuk menjaga posisi dan permainan sederhana. Bagi saya ini sangat penting agar pemain mengerti. Kita tak bisa bermain bola jika kita terlalu sering kehilangan bola," beber pelatih asal Belanda itu.


Indonesia wajib meraih kemenangan pada pertandingan nanti setelah menelan dua kekalahan saat melawan Iran (0-3) dan Bahrain (0-2) pada lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2014 putaran ketiga Grup E zona Asia. Timnas Indonesia akan melawan Qatar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/10/2011).


View the original article here

Calon Penonton Sepi, Diboikot Jakmania


Perjuangan timnas Indoensia untuk menjaga peluang lolos ke babak berikutnya di kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia dipastikan sangat berat. Selain harus bisa mengalahkan Qatar, timnas juga tidak akan mendapat dukungan penuh dari puluhan ribu suporter fanatic yang biasanya selalu memenuhi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Ya, pertandingan malam nanti kemungkinan besar SUGBK tidak akan lagi dijejali oleh penonton. Selain karena sudah  "patah hati" karena timnas sudah menelan dua kali kekalahan yang salah satunya terjadi di SUGBK ( kalah 2-0 dari Bahrain), suporternya sepertinya jadi apatis melihat perkembangan sepakbola tanah air akhir-akhir ini.


Di dua hari terakhir panpel melepas tiket, sama sekali tidak terlihat antrian di beberapa titik pemesanan tiket yang ada di sekitar SUGBK seperti  yang terjadi pada laga-laga sebelumnya atau seperti di Piala AFF Desember 2010 lalu. Sampai tadi malam, bari sekitara 6 ribu tiket terpesan. Padahal panpel mencetak sampai 65 ribu tiket.   


Hari ini calon penonton masih bisa membeli tiket secara langsung. "Penjualan tiket  memang tidak seperti sebelum-sebelumnya," kata Mursyid WK,  Koordinator 2 Panitia Penyelenggara (LOC) dalam jumpa pers di kantor PSSI kemarin sore.


Sepinya pemesanan tiket juga tak lepas dari aksi boikot menonton langsung jalannya pertandingana timnas yang dilakukan oleh pendukung Persija Jakarta, Jakmania.  Aksi itu dilakukan sebagai protes Jakmania kepada PSSI yang  memutuskan menunjuk Hadi Basalamah PT Persija Jaya) sebagai pengelola Persija. Jakmania sendiri selama ini konsisten mendukung Persija vesi Ferry Paulus (PT Persija Jaya Jakarta). 


"Ini (boikot nonton langsung timnas) adalah aksi kepedulian kami terhadp konflik Persija yang belum juga selesai. Kami ingin kasus itu diselesaikan denghan bijak," kata Larico Ranggamone, ketua umum Jakmania saat dihubungi Koran ini tadi malam. "Kami menampung aspirasi dari teman-teman Jakmania. Mereka benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran pengurus PSSI," sambungnya.


Larico menolak dengan tegas jika Jakmania dianggap tidak punya rasa nasionalisme karena tidak member dukungan kepada timnas. "Sebagai anak bangsa kami tetap berdo"a agar timnas kita menang. Tapi sementara ini kami intirahat dulu dari mendukung langsung timnas di GBK. Kami akan menonton lewat televisi masing-masing di rumah," bebernya. (ali)


View the original article here

Deltras Belum Terima Jadwal Kompetisi

Para pemain Delta Putra Sidoarjo (Deltras) meradang. The Lobster, julukan Deltras, dijadwalkan bermain pada melawan Persema Malang 17 Oktober mendatang. Akan tetapi, anehnya, tim asal Sidoarjo ini belum menerima salinan jadwal dari PT Liga Prima Indonesia selaku regulator kompetisi musim ini.

"Kami tidak habis pikir dengan format kompetisi yang dibuat oleh PSSI. Mereka mewacanakan kompetisi diputar pada 15 Oktober, tapi sampai hari ini kok kami belum menerima jadwal," keluh asisten pelatih Deltras, Blitz Tarigan, kemarin (9/10).

Ya, dalam jadwal yang dirilis oleh PT Liga Prima Indonesia, kick off akan diawali dengan laga Persib Bandung dan Semen Padang pada 15 Oktober. Besoknya Persiba Bantul vs Persipura (16/10), serta Deltras vs Persema (17/10).


Kemudian Persib vs Persipura (19/10), serta Persisam Samarinda vs Persiba Balikpapan (22/10) sebagai laga penutup di bulan Oktober. Sebab, kompetisi akan diliburkan sampai 26 November karena ada perhelatan SEA Games 2011.


Menurut Blitz, dengan tidak adanya kepastian jadwal tersebut membuat program latihan yang telah disusun berantakan. Akibatnya, mereka kesulitan untuk menentukan peak performance para pemain.


"PSSI salah kaprah, masa sampai saat ini kami tidak diberikan jadwal kompetisi. Bahkan, informasi pertandingan melawan Persema pun kami tahunya malah dari wartawan bukan dari PSSI," keluh mantan pelatih kiper Persisam Samarinda ini.


Dia berharap, PT Liga Prima Indonesia segera mengirimkan jadwal kompetisi kepada mereka. "Biar kami tidak meraba-raba dalam keraguan. Kami butuh kejelasan dari jadwal," lanjut dia.


Sementara itu, tim runner up Divisi Utama 2009-2010 ini terus menambah amunisi pemain asingnya. Setelah lebih dulu mengikat Mijo Dadic (Kroasia), kali ini manajemen melakukan kontrak dengan dua pemain asing lainnya Sanne Rooney (Australia) dan Shin Hyu Joo (Korsel).


Shin Hyu Joon bukan pendatang baru di sepak bola Indonesia, musim kemarin dia membela PSPS Pekanbaru. Sementara Rooney adalah pemain asal Benua Kanguru, julukan Australia yang baru ikut seleksi di Deltras empat hari terakhir.


"Sudah, mereka sudah dikontrak oleh manajemen. Shin dikontrak setelah banyak Deltmania suka dengan gaya permainannya selama seleksi. Sementara Rooney adalah pemain cerdas dan visioner. Pelatih (Jorg Peter Steinebrunner) suka dengan gaya permainan dia," tambah Troy Medicana, asisten pelatih fisik Deltras.


Dengan begitu, Deltras masih menyisahkan jatah satu pemain asing untuk melengkapi kuota maksimal empat pemain asing. Menurut Troy, satu posisi itu akan diisi oleh mantan penyerang Pelita Walter Brizuela Benitez asalArgentina. "Manajemen sudah melihat gaya permainan dia, dan mereka suka," lanjut dia. (dik)



View the original article here

Minggu, 09 Oktober 2011

Garuda Muda Kubur Impian Guatemala

 

Indonesia berhasil mengalahkan tim Guatemala melalui adu penalti di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Minggu (9/10/2011) pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB. Dengan kemenangan itu, Indonesia berada di posisi ke-33 mengubur impian Guatemala yang harus menerima posisi ke-34 dari 40 tim yang bermain dalam World Final Danone Nations Cup 2011.


Indonesia berpeluang besar menang sejak awal pertandingan. Pada menit ke-4, Faturrahman menembak bola ke arah gawang Guatemala. Namun, penjaga gawang Fabricio Roca berhasil menghalaunya. Bola memantul dan disambut penyerang M Daffa Imran hingga mengoyak gawang Guatemala.


Sayangnya, gol tersebut dianulir lantaran Daffa terjebak offside. Hingga peluit panjang berbunyi pada menit ke-15, tak satu pun gol tercipta.


Saat adu penalti, tendangan pemain Guatemala, Geraldo Coroy, yang memperoleh kesempatan pertama, gagal mengoyak gawang Indonesia yang dijaga Kurnaim. Begitu juga dengan tendangan Edwin Botzoc. Hanya tendangan Walter Manaei lla yang melesak ke gawang Indonesia. Sebaliknya, Daffa dan Nur Hidayat mengoyak gawang Fabricio Roca.  


View the original article here

Bepe Masih Pikir-pikir Bela Persija

 

Dualisme yang sedang dihadapi Persija Jakarta membuat banyak pemain "Macan Kemayoran" ketar-ketir. Tak terkecuali Bambang Pamungkas.


Setelah PSSI mengakui Persija di bawah wewenang PT Persija Jakarta milik Hadi Basalamah dan menolak PT Persija Jaya Jakarta yang dipegang Ferry Paulus, maka status Bambang di klub tersebut menjadi kian tak menentu. Sebelum keputusan itu dibuat, pemain yang kerap disapa "Bepe" itu sudah meneken kontrak dengan manajemen Persija versi Ferry Paulus.


Dengan diputuskannya Persija milik Hadi pada musim 2011-12, dengan sendirinya Bepe tak tercatat sebagai pemain "Macan Kemayoran".


"Kini kontrak itu (dengan Persija) sudah tidak berlaku lagi karena klub aku tidak diakui oleh PSSI. Sejauh ini aku belum menentukan klub mana yang akan dibela. Keputusan paling lambat akan keluar dalam dua hingga tiga hari mendatang,” kata Bepe yang ditemui di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Minggu (9/10/2011).


Meski tengah mencari klub anyar, Bepe mengungkapkan masih memiliki hasrat untuk berbaju oranye milik Persija. "Jika Ferry Paulus pada akhirnya memenangi persoalan ini, bisa dipastikan aku akan tetap bersama Persija. Itu sudah tidak diragukan lagi," ujar kapten tim nasional Indonesia itu.


View the original article here

Bomber Asing Berebut Masuk Skuad PSM

Pekan ini merupakan saat-saat yang menentukan bagi para pemain. Khususnya striker asing yang diberikan waktu tiga hari ini untuk menunjukkan kemampuannya.

Ada tiga bomber asing yang saat ini mengadu nasib dan memperebutkan sisa satu kuota legiun asing di PSM. Ketiganya Siankam Ernest (Kamerun), Wallace Rodrigues Da Silva (Brasil), dan Elvis Coric (Bosnia-Herzegovina).


Salah satu dari ketiga pemain tersebut akan dipilih langsung oleh pelatih kepala PSM, Petar Segrt. Namun, bisa jadi tidak ada yang dipilih jika performa ketiganya tidak memuaskan tim pelatih Pasukan Ramang.


Meski begitu, peluang terbesar dimiliki Wallace Rodrigues Da Silva dan Elvis Coric. Dalam latihan Sabtu, 8 Oktober lalu, performa keduanya dianggap lebih bagus dan menarik minat suporter dibanding Siankam Ernest.    


Ini pun diakui pelatih PSM, Petar Segrt. Dia menyatakan bahwa Wallace dan Elvis punya kelebihan. "Kalau Ernest memang lebih tinggi. Namun, sedikit lambat. Sedangkan saya butuh striker yang mobilitas," ujar Petar.


Namun, Petar menyatakan masih butuh waktu tiga hari guna melihat lebih jauh kemampuan tiga striker asing yang menjalani seleksi apakah layak bergabung di PSM atau tidak. "Cuma, saya sudah tahu ada striker yang terbaik di antara mereka," ujarnya.


Petar mengakui butuh striker tipe petarung dan rajin bergerak, guna menunjang skema permainan yang diinginkan. Maklum, Petar menganut pola permainan terbuka dan cepat.


Mantan anak asuhnya di Bali Devata, Ilija Spasojevic juga sempat disebut Petar. Diakuinya, Spaso memang striker yang bagus dan sangat menarik permainannya. Hanya saja, aku Petar, sulit memboyongnya ke PSM lantaran sudah memilih klub lain.


CEO PSM, Rully Habibie mengatakan, pihaknya memberi kesempatan kepada pelatih dengan waktu yang ada untuk memilih sendiri strikernya. Menurut dia, pemilihan pemain sepenuhnya menjadi wewenang pelatih asal Kroasia itu.


"Jadi, dengan butuh waktu sampai tiga hari semuanya sudah jelas. Soal striker lain seperti Emanuel de Porras dan Pablo Frances, bisa saja kalau mau didatangkan. Tetapi, berilah kesempatan kepada pelatih untuk menilai pemainnya," tandasnya. (ram)


View the original article here

Sabtu, 08 Oktober 2011

Tim Garuda Muda Tahan Imbang Perancis


Tim SSB Makassar yang berjuluk "Garuda Muda" menahan imbang 1-1 tim Perancis dalam ajang Piala Dunia Danone Nations Cup 2011, Sabtu (8/10/2011). Dalam laga ini, tim Garuda Muda harus memakai penutup kepala dan satrung tangan karena suhu sangat dingin, mencapai 17 derajat celsius.
Tim Garuda Muda memunculkan shock therapy dengan membobol gawang Perancis pada detik ke-30. Ketika baru saja ditiup, penyerang tim Garuda Muda M Daffa Imran merangsek maju dan mencetak gol. Gol ini memberi semangat tim utuk terus menciptakan peluang gol.
Sayangnya, pada menit ke-9, pemain belakang tim Garuda Muda gagal menghalau serangan lawan. Dia buru-buru maju yang breakibat fatal. Gawang yang dijaga Kurnaim dijebol Godfried. Posisi menjadi 1-1 sampai peluit panjang berbunyi pada menit ke-15.
Tim Garuda Muda saat ini bersiap menghadapi Algeria pukul 11.05 waktu setempat atau sekitar pukul 16.05 WIB. Kami sudah berhasil menahan imbang Perancis, pokoknya harus terus main bagus, kata Asnawi, Kapten Tim Garuda Muda.
Bersama dengan 8 tim lain, tim Indonesia berjuang berebut posisi 32 sampai 40 setelah gagal merebut posisi 16 maupun 32 besar.
View the original article here

Kontrak Pemain Deltras Belum Jelas


Pemain Deltras. Foto: Dok.JPNNSIDOARJO - PT Delta Raya Sidoarjo berencana mengikat pemain sebanyak mungkin di Deltras. Dengan tujuan, selain memiliki banyak pilihan untuk menjadikan tim Delta Putra Sidoarjo (Deltras) solid, perusahan ini juga berencana meminjamkan para pemainnya ke sejumlah klub.

Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Sebab, ada sejumlah pemain yang mepertanyakan status mereka di tim berjuluk The Lobster itu. Maklum, setelah mengikuti seleksi sejak Agsutus lalu, mereka belum juga disodorkan surat kontrak.
"Belum, belum ada kontrak. Saya pikir kami langsung dikontrak setelah mengikuti tes kesehatan bulan lalu. Tapi, ternyata tidak, kami hanya diajak komunikasi secara lisan oleh manajemen," ujar salah satu pemain yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Jawa Pos.
Menurut dia, dengan belum adanya kejelasan kontrak tersebut membuat perasaan mereka dipenuhi dengan rasa was-was. Mereka khawatir manajemen berubah pemikiran dan rencana tidak melakukan pencoretan hanya wacana kosong.
"Apalagi saat ini manajemen terus mendatangkan pemain-pemain yang telah punya nama dan cukup berpengalaman. Otomatis persaingan dalam tim semakin ketat," ujar sumber tersebut.
Ya, sebelumnya manajemen berkoar akan memprioritaskan pemain muda dalam pembentukan skuad Deltras. Alasannya, tenaga muda lebih fresh. Namun, tampaknya manajemen berubah pikiran setelah mengikuti turnamen segitiga di Bangka Belitung akhir September lalu.
Manajemen mulai mendatangkan banyak pemain senior yang mulai mereka datangkan, sebut saja Budi Sudarsono (Sriwijaya FC), serta mantan pilar Arema Malang Benny Wahyudi, Waluyo, Juan Revi dan Purwaka.
Secara terpisah direktur utama PT Delta Raya Sidoarjo, Mafirion Syamsuddin membenarkan bahwa mereka belum melakukan tanda tangan kontrak dengan pemain. Alasannya, sampai saat ini PSSI sebagi legulator Liga Indonesia belum menerbitkan salinan kontrak kerja antar klub dan pemain.
"Sebenarnya surat kontrak itu harus dari federasi, biar kalau ada sengketa antara pemain dan klub, semangat penyelesaiannya ada di PSSI," ujar pria yang pernah menjadi anggota executive committee (exco) PSSI ini. (dik)

  (function(d){var js,id='facebook-jssdk';if(d.getElementById(id)){return;}js=d.createElement('script');js.id=id;js.async=true;js.src="//connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1";d.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(js);}(document));
View the original article here

18 Pesepak Bola Muda Siap Berlatih di Arsenal

 

18 pesepak bola muda pilihan National Camp Tunas Garuda di Sekolah Sepak bola Indonesia (SSI) siap menjajal kerasnya berlatih di klub elite Liga Inggris, Arsenal, mulai 23 Oktober mendatang.


Mereka merupakan hasil seleksi dari ribuan pesepak bola muda usia 14-16 tahun dari sembilan kota, yaitu Bandung, Makassar, Palembang, Semarang, Malang, Medan, Papua, Balikpapan, dan Jakarta. Para pesepak bola muda tersebut akan dilatih oleh para pelatih berpengalaman dari Arsenal selama dua minggu.


Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Jumat (7/10/2011) malam dalam siaran persnya yang diterima Kompas.com pada Sabtu (8/10/2011) mengatakan, 18 pemain muda tersebut bukan hanya mendapatkan pelatihan umum sepak bola, melainkan latihan kerja sama tim dan peningkatan kapasitas individual.


"Kita ketahui Arsenal merupakan gudangnya pemain muda yang disegani di Eropa di bawah tangan dingin sang manajer Arsene Wenger. Kami harapkan para pemain muda Tunas Garuda juga bisa seperti mereka," kata Anas.


Selain melakukan latih tanding, para Tunas Garuda Muda tersebut juga akan melihat langsung pertandingan Liga Inggris antara Arsenal dan Stoke City di Emirat Stadion, London.


"Dengan melihat secara langsung, ini diharapkan mereka bisa mengetahui secara jelas bagaimana teknik bermain bola dengan kerja sama tim yang kompak," kata Anas.


Daftar 18 Tunas Garuda Muda yang akan berangkat ke Arsenal, London:


Bandung: Febri Hariyadi, Fajar Nur Hakim


Palembang: Rangga Pratama, Rendy Refsanyami, Ichsan Kurniawa


Jayapura: Mariano Orthis Podakan Urpon, Yunus Noviandi Modouw, Terens Owang, Priska Puhiri,Frengky Pare Kogoy


Malang: Danang Aji Pangestu


Semarang: Rizal Yulian Iman Fauzi, Dani Raharjanto, Luqman Naim, Andre Putra Wibowo


Medan: M. Bayu Kurniawan, Nazarul Fahmi,Yoga Kusnanda


Jakarta: Adek Edo Kurnia Chaniago keyword.


View the original article here

Pemain Indonesia Bisa Main di Brisbane Roar

OLAHRAGA - SEPAKBOLA Sabtu, 08 Oktober 2011 , 08:52:00
JAKARTA - Bakrie Group terus melebarkan sayap dengan membeli klub di luar negeri. Setelah sebelumnya membeli saham klub Divisi II Belgia CS Vise, awal pekan ini Bakrie Group membeli 70 persen saham klub juara A-League (Liga Australia) musim lalu, Brisbane Roar.
Sebagaimana dilansir Wikipedia, Bakrie Group menggelontorkan dana 8 juta dolar Australia untuk jangka waktu sepuluh tahun. Sebanyak 30 persen sisa saham Brisbane Roar masih dimiliki Federasi Sepak Bola Australia (FFA).
Dalam kesepakatan, Bakrie Group masih punya opsi untuk menambah kepemilikan saham 20 persen lagi. Sebagai chairman, Bakrie Group menempatkan salah satu orang kepercayaannya, Dali Taher. Menurut dia, setelah Australia Bakrie Group juga akan membeli saham klub di liga Belanda."Bakrie Group memiliki perhatian terhadap olahraga dan kami memiliki investasi di sejumlah klub sepak bola di seluruh dunia," tutur Aga Bakrie sebagaimana dirilis Courier-Mail.
Aga Bakrie adalah putra Nirwan Dermawan Bakrie. "Filosofi kami adalah investasi jangka panjang dan membangun klub untuk sukses dalam cara yang terkontrol dan berkelanjutan," lanjut dia.
Salah satu orang dekat keluarga Bakrie, Rahim Soekasah, menyatakan bahwa Brisbane Roar ke depan bisa menjadi jembatan bagi pesepak bola Indonesia untuk mengembangkan karir di pentas internasional. "Bakrie Group tidak asal beli membeli klub. Australia telah berbicara banyak di sepak bola dunia dan beberapa kali ikut Piala Dunia. Brisbane Roar juga juara Liga Australia jadi bisa tampil di Liga Champions Asia musim depan," ucap Rahim.
Mantan ketua BTN (Badan Tim Nasional) itu menyatakan, Bakrie Group sudah membuat kesepakatan dengan FFA bahwa nanti pemain Indonesia boleh bermain untuk Brisbane Roar. "Jadi, kami punya pilihan untuk memasukkan pemain guna menambah pengalaman. Bisa ke SAD Uruguay, Vise, atau Brisbane Roar," jelas Rahim.
"Tetapi, untuk yang Brisbane Roar kami sepertinya akan menempatkan pemain yang sudah jadi. Nantinya para pemain juga bisa membela tim nasional Indonesia." (ali/c8/aww)

korban lapindo
Usul tolong urusi korban lapindo, jangan seenaknya sendiri dimasukan bencana alam dan uang rakyat untuk talangi, sungguh terrrr laaaa luuuu Dman
Usul nih.. cobalah dulu membenahi pelita jaya menjadi klub yg disegani di Indonesia dan level Asia.. dulu ada Pardedetex sebagai contoh...
  (function(d){var js,id='facebook-jssdk';if(d.getElementById(id)){return;}js=d.createElement('script');js.id=id;js.async=true;js.src="//connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1";d.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(js);}(document));
View the original article here

Viktor Hengkang, Bio Bertahan

 


Asisten Manajer Persipura Jayapura, Anton Imbenai, mengungkapkan, Viktor Ikbonefo telah hengkang dari Persipura.


"Viktor sudah resmi hengkang. Dia sudah pamit dengan kami," jelas Imbenai.


Kabar Viktor hengkang sudah beredar sebelumnya. Selain Viktor, Bio Pauline disebut-sebut juga akan hengkang. Rumor yang muncul Bio akan hijrah ke Arbil FC. Namun, Imbenai membantah Bio hengkang.


"Dia tetap bersama kami pada musim depan," tegasnya.


Imbenai juga mengaku tidak akan mencari pemain pengganti Viktor karena timnya memiliki stok yang cukup di lini belakang.


View the original article here

Jumat, 07 Oktober 2011

Ratusan The Jak Geruduk Kantor PSSI

 

Ratusan pendukung Persija Jakarta atau the Jak Mania berunjuk rasa di kantor PSSI, Jumat (7/10/2011). Dengan membentangkan spanduk dan poster-poster, massa the Jak menyampaikan protes sejak pukul 15.00 WIB.


Dalam tuntutannya, the Jak meminta PSSI menyelesaikan konflik internal Persija Jakarta tentang dualisme hak pengelolaan Persija, tanpa mengambil keputusan kontroversial. Situasi dan kondisi tidak pasti saat ini pun dinilai akan mengganggu perkembangan "Macan Kemayoran".  Terlebih, Persija harus menyiapkan pembentukan tim, persiapan infrastruktur, sponsor dan lain-lain, menjelang musim kompetisi baru yang kian mendekat.


Dalam orasinya, Ketua umum the Jakmania, Larico Ranggamone menyerukan kepada Komite Eksekutif (Exco) PSSI, "Keputusan yang tanpa konsep dan tuntas hanya akan menyebabkan situasi dan kondisi yang tidak pasti di Persija Jakarta."


Persija Jakarta, lanjutnya, adalah tim besar, dengan sejarah yang panjang dan mengakar di Indonesia, khususnya di Jakarta."Kami meminta kepada Exco PSSI agar tidak menggantungkan posisi Persija Jakarta. Tanpa Persija maka kompetisi tidak akan ada. No Persija, No Liga," tegasnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, ada tiga pihak yang mendaftar sebagai perwakilan Persija untuk mengikuti liga ke PSSI. Namun, hanya dua kubu yang dominan, yakni PT Persija Jaya yang dipimpin oleh Hadi Basalamah dan PT Persija Jaya Jakarta yang dipimpin oleh Ferry Paulus.


Menurut Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus, keputusan diambil berdasarkan dokumen baru yang menyebutkan terjadinya merger PT Persija Jaya yang diwakili oleh direktur utamanya, Pintor Gurning dan Tony Tobias.


View the original article here

Persija Beri Waktu PSSI 3 Hari

 


Ketua Umum Persija Jakarta, Ferry Paulus, memberikan tenggat waktu tiga hari bagi PSSI untuk segera mencabut keputusannya yang memenangkan kubu Hadi Basalamah sebagai pengelola Persija Jakarta.


"Kami memberikan rentan waktu 3x24 jam kepada PSSI untuk mencabut SK nomor 34/JAH/X/2011," kata kuasa hukum Persija Jakarta, Gusti Randa di kantor PSSI, Jumat (7/10/2011).


Gusti meminta PSSI segera mencabut keputusannya mengingat kompetisi yang akan bergulir pada 15 Oktober mendatang. Gusti pun tak segan-segan akan menempuh jalur hukum bila PSSI tak juga mencabut surat keputusan tersebut.


"Bilamana dalam waktu itu tidak dilakukan seperti somasi kami, maka kami akan melakukan sebuah upaya hukum baik secara pidana juga perdata," tandasnya.


Sebagaimana diberitakan, PSSI bersikap sewenang-wenang dalam menyelesaikan dualisme di tubuh Persija Jakarta. PSSI menganulir Persija yang dikelola Ferry Paulus. Padahal hasil verifikasi yang dilakukan PSSI menyatakan PT Persija Jakarta meraih poin 90,1.


PSSI justru memutuskan kubu Hadi Basalamah dengan PT Persija Jaya sebagai pengelola Persija Jakarta.


View the original article here

Persija Ancam Somasi PSSI

 


Keputusan PSSI yang mengesahkan Persija versi Hadi Basalamah untuk mengikuti kompetisi level tertinggi pada musim depan mendapatkan tantangan keras dari Persija Jakarta kubu Fery Paulus.


"Kita akan melakukan somasi PSSI atas keputusannya. Surat keputusan itu konyol. Pokoknya, kami akan menemui PSSI dulu yah," kata Gusti Randa, selaku pengacara Persija kepada wartawan, Jumat (7/10/2011).


Saat berita ini ditayangkan, Ketua Umum Persija Fery Paulus bersama tim kuasa hukumnya sedang berdialog dengan PSSI. Seperti diberitakan sebelumnya, ada tiga pihak yang mendaftar mewakili Persija untuk mengikuti liga.


Namun, dua kubu yang dominan adalah PT Persija Jaya yang dipimpin oleh Hadi Basalamah dan PT Persija Jaya Jakarta yang dipimpin oleh Ferry Paulus. Akhirnya, Komite Eksekutif PSSI mengesahkan kubu Hadi Basalamah.


Menurut Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus, keputusan diambil berdasarkan dokumen baru yang menyebutkan terjadinya merger PT Persija Jaya yang diwakili oleh direktur utamanya, Pintor Gurning dan Tony Tobias.


View the original article here

Kontrak Pemain di Harus Bawah PT

 

Arema versi Rendra Kresna mengingatkan agar pemain dan pelatih yang hendak mengikat kontrak dengan klub Arema harus di bawah naungan perseroan terbatas (PT) Arema Indonesia.

Untuk diketahui, sesuai dengan syarat verifikasi klub profesional, maka pemin, pelatih, ofisial mengikat kontrak dengan direksi di bawah naungan PT.


"Berdasarkan SK Departemen Kehakiman dan HAM No. AHU-0073916.AH.01.09 Tahun 2011 yang diterbitkan tanggal 14 September 2011, Direktur Utama PT Arema Indonesia adalah Iwan Budianto," kata Media Officer Arema Rendra, Sudarmaji, Sabtu (8/10/2011).


Menurut Sudarmaji, Legal Officer PT Arema Indonesia, mengingatkan agar semua pihak, termasuk calon sponsor maupaun investor yang mengikat perjanjian dengan PT Arema Indonesia agar teliti dalam mengkaji dokumen legal, serta struktur direksi yang di dalamnya.


Sekaligus, menegaskan syarat verifikasi dari AFC dan PSSI bahwa ikatan kontrak harus dilakukan dengan struktur direksi di PT, sebab klub dikelola dengan badan hukum PT.


Apabila terjadi klaim dan kesengajaan, PT Arema Indonesia tidak bertanggung jawab bila terjadi persoalan dikemudian hari, tegasnya.


Arema yang akan terjun pada kompetisi level satu Indonesia Super Liga adalah Arema versi M Nur sesuai keputusan PSSI. Namun, Arema versi Rendra mengklaim bahwa sesuai keputusan Menkumham, PT-nya yang sah.


View the original article here